Kalau peternak lele itu membeli pakan jadi dari toko, nilai per kilonya mencapai Rp 2.500,- Dengan meramu pakan sendiri, maka untuk memcapai bobot sama dalam jangka waktu yang sama pula, hanya diperlukan biaya pakan Rp 1.500,- per kg. Dalam satu periode ternak selama dua bulan, ia menghabiskan pakan sampai 1,5 ton. Dengan adanya selisih biaya Rp 1.000,- per kg, maka keuntungan tambahan yang bisa ia peroleh adalah Rp 1.500.000,- Sebenarnya, tambahan keuntungan ini, hanyalah merupakan upah dari kerepotannya mencari bahan, meramu dan memasak pakan tersebut.
Penghematan pakan tidak selamanya berdampak ke keuntungan. Seorang peternak itik petelur di Jabotabek, juga berniat melakukan penghematan pakan untuk meraih margin lebih tinggi. Ia pun berlangganan roti afkir dari pabrik. Harga per kg. roti afkir itu kurang dari Rp 1.000,- per kg. Sementara harga pakan itik mencapai Rp 2.500,- per kg. Peternak itu sudah bisa membayangkan datangnya keuntungan sampai duakali lipat. Itik itu juga sangat senang diberi ransum roti afkir. Badannya sehat dan gemuk-gemuk karena kelebihan karbohidrat. Namun itik-itik itu kekurangan protein nabati dan hewani, hingga tidak mau bertelur.
Kiat penghematan pakan yang benar, dilakukan oleh peternak itik intensif di Kabupaten Brebes, Jateng. Mereka melakukan penghematan pakan dengan mencampur nasi kering, dedak dan kepala serta kulit udang. Nasi kering itu mereka peroleh dari koperasi Warung Tegal (Warteg) di DKI Jakarta. Nasi sisa dari warteg itu dikumpulkan oleh koperasi, dicuci bersih dan kemudian dijemur sampai kering. Nasi kering eks warteg inilah yang kemudian dikirim ke Brebes sebagai sumber karbohidrat bagi itik. Sebagai sumber protein nabatinya, itik-itik itu mendapatkan dedak padi, sementara protein hewaninya berupa kepala dan kulit udang yang diperoleh dari pabrik pengolahan udang untuk ekspor yang banyak terdapat di Cirebon.
Baca Juga:
Nilai pakan ini hanya sekitar 50% dari pakan bernutrisi lengkap yang dijual di toko-toko pakan ternak. Hingga para peternak pun mampu meraih keuntungan sampai duakali lipat dibanding apabila menggunakan pakan pabrik. Perusahaan pengalengan nanas Great Giant Peanaple (GGP) di Lampung, malahan memanfaatkan limbah nanas dan singkong yang telah difermentasi untuk menggemukkan sapi potong. Di Malaysia, limbah pelepah sawit juga dimanfaatkan sebagai pakan sapi potong. Para peternak sapi perah, biasanya memanfaatkan batang jagung muda (tebon, umur 60 sd. 70 hari), yang dicacah dan dicampur konsentrat sebelum diberikan ke sapi. Dibanding dengan harga jagung kering pipilan, memanen tebon lebih menguntungkan bagi para petani.
Para peternak ayam ras petelur dan pedaging, tidak mungkin mengganti bahan pakan yang sudah baku dengan bahan lain tanpa resiko mengurangi kualitas dan kuantitas nutrisi. Kecuali mengganti bahan bungkil dengan kacang-kacangan yang relatif lebih murah, namun dengan nilai protein lebih tinggi. Misalnya dengan kara benguk (Mucuna pruriens/utilis). Tepung gaplek bisa pula diganti dengan bahan karbohidrat lain. Namun kesulitannya, gaplek merupakan bahan pakan ternak yang paling murah. Jagung giling secara nutrisi tidak tergantikan bahan lain. Lebih-lebih mengganti tepung ikan, justru akan sangat beresiko menurunkan nilai nutrisi. Karenanya, para peternak ayam ras petelur dan pedaging berskala besar, hanya dimungkinkan untuk membeli bahan baku berkualitas baik kemudian meramunya sendiri. Upaya ini pun sebenarnya sudah bisa sangat menurunkan biaya pakan, hingga keuntungan akan bertambah.
Komponen pakan ayam ras petelur dan pedaging adalah jagung giling, dedak padi/gandum, tepung gaplek, bungkil (kedelai, kacang tanah, bunga matahari, kelapa), tepung ikan, tepung tulang/grit (kapur), tepung darah, vitamin dan mineral. Masyarakat awam, sering mengira bahwa yang dimaksud sebagai tepung ikan adalah ikan afkir yang dikeringkan dan digiling. Tepung ikan dari bahan ikan afkir demikian, kadar protein hewaninya sangat rendah. Selain itu, lemak (minyak ikan) juga masih terikutkan, hingga potensial untuk menjadikan tepung ikan terkontaminasi jamur dan bekteri. Hingga idealnya, tepung ikan hanya terbuat dari daging ikan. Bahan ini terlalu mahal sebagai pakan ikan, selain proses pengambilannya juga hanya bisa dilakukan secara manual, seperti pada pembuatan fillet.