Penyakit Pernafasan Ayam Berdasarkan Periode Umur
Sepanjang hidup ayam berbagai macam penyakit bisa muncul, yang salah satu target organnya adalah saluran/alat pernafasan dan umumnya disebabkan oleh agen infeksius . Mikroorganisme patogen sering ditemukan pada saluran pernafasan antara lain :Mycoplasma gallisepticum/MG (penyebab CRD),Escherichia coli (serotipe 01, 02 dan 078) (penyebab kolibasilosis), Haemophilus paragallinarum (serotipe A, B dan C) (penyebab infectious coryza atau snot), Pasteurella multocida (penyebab kolera unggas), Aspergillus fumigatus (penyebab Aspergillosis), avian paramyxovirus (APV-1) (penyebab ND), corona virus (penyebab IB), alphaherpes virus (penyebab ILT) dan 7 3TARMUDJI: Penyakit Pernafasan pada Ayam, Ditinjau dari Aspek Klinik dan Patologik serta Kejadiannya di Indonesia avian pneumovirus (penyebab SHS) (TABBU, 2002), dan orthomyxovirus (virus influenza tipe A) (penyebab Al) (SHANE, 1998). Menurut CHARLTON et al. (2000), pemeliharaan ayam (terutama layer) dapat dikelompokkan dalam empat periode umur, yaitu periode anak (0-2 minggu), pertumbuhan (2--8 minggu), pullet (8-20 minggu) dan periode bertelur (>20 minggu) . Setiap periode bisa muncul gangguan/penyakit pernafasan yang sama atau
berbeda.
Pada anak ayam (0-2 minggu), problem pernafasan yang sering muncul biasanya Aspergilosis dan reaksi vaksinasi . Aspergilosis ini dapat terjadi bila spora jamur Aspergillus sp. (di ruang penetasan) terhisap oleh DOC, atau selama transportasi maupun ketika berada dalam brooder di peternakan ayam komersial . Spora tersebut akan berkembang dan mengiritasi alat pernafasannya dan mengganggu aliran udara pernafasan, sehingga ayam mengalami sesak nafas (megap-megap) . Penyakit ini disebut juga brooder pneumonia, mycotic pneumonia atau fungal pneumonia (TABBU, 2000). Kolonisasi kapang Aspergillus sp . pada kantong udara telur dapat mengakibatkan infeksi saluran pernafasan pada embrio ayam. Bahkan, dilaporkan pernah terjadi wabah hebat yang berhubungan dengan tempat penetasan yang mortalitasnya sampai 15 persen pada dua minggu pertama pemeliharaan ayam (SHANE, 1998). Meskipun kasusnya jarang, aspergilosis ini juga dapat terjadi pada ayam yang lebih tua, seperti yang dilaporkan oleh UTOMO et al. (1992), pada ayam buras umur 1,5-3 bulan dan HASTIONO et al. (1986) terjadi pada ayam dewasa (± I tahun) .
Periode umur ayam
Gangguan pernafasan dapat muncul pada minggu pertama atau kedua dalam kehidupan anak ayam sesudah divaksinasi (ND atau IB aktif) . Karena semua vaksin hidup yang digunakan untuk melindungi berbagai penyakit pernafasan, virusnya akan mengalami replikasi di dalam tubuh ayam . Manifestasi klinik akibat replikasi virus dan lesi yang ditimbulkannya disebut reaksi post vaksinal dan diharapkan hanya menimbulkan perubahan patologik yang ringan pada ayam sehat yang dipelihara pada lingkungan yang optimal . Dalam kondisi normal (hewannya sehat), reaksi ini akan muncul pada hari ketiga sampai dengan hari kelima pasca-vaksinasi dan berlangsung selama tiga sampai lima hari berikutnya . (TABBU, 2002).
Bakteri E. coli patogen menyerang semua kelompok umur ayam dengan berbagai manifestasi klinik . Pada kondisi lapangan, kolibasilosis lebih dikenal berdasarkan bentuk khusus yang menonjol (misalnya, koliseptikemia, infeksi yolk sac) . Embrio yang dapat bertahan dari infeksi E. coli akan menghasilkan DOC yang jelek dan biasanya akan mati dalam beberapa hari setelah menetas. Anak ayam akan menderita perikarditis dan perihepatitis (disamping infeksi yolk sac) (TABBU, 2000). Bakteri E. coli yang secara normal terdapat pada saluran pencernaan ayam, akan disekresikan bersama feses dan dapat mencemari lingkungannya, terutama pada kandang sistem litter . Debu kandang yang mengandung 105-106 E. coli/gram berpotensi menimbulkan penyakit pernafasan, apabila debu tersebut terhisap oleh ayam . Pada periode berikutnya (periode pertumbuhan, pullet dan bertelur), baik pada ayam broiler maupun layer, dapat terjadi infeksi secara tunggal atau infeksi campuran (mixed infection)