PENGARUH PEMBERIAN AMPAS TAHU PADA PERTUMBUHAN ENTOK

PENGARUH PEMBERIAN AMPAS TAHU PADA PERTUMBUHAN ENTOK

Menthok merupakan itik pedaging yang paling besar di dunia dan bobotnya bisa mencapai 3,5 kg sampai 6 kg (Ensminger 1980, Srigandono, 1997), sedang Itik Peking dan Itik Aylesbury bobotnya hanya 4 – 4,5 kg (Tungka dan Budiana, 2004). Bobot Entok sangat dominan dibanding dengan itik petelur afkir yang hanya 1,6 kg, dan Itik Mandalung (kawinan itik petelur dan entok) yang hanya 2,5 kg (Dijaya, 2003).

Di Indonesia pertumbuhan Entok agak lambat karena cara pemeliharaannya yang kurang baik. Salah satu upaya peningkatan produktivitas dapat ditempuh melalui cara pemeliharaan yang bersifat intensif, tetapi kendalanya adalah biaya ransum yang masih mahal. Ransum merupakan faktor yang paling berpengaruh pada pertumbuhan ternak, selain itu biaya ransum sangat besar yaitu sekitar 60%-70% dari biaya produksi. Dalam rangka menurunkan biaya ransum, maka sebaiknya dipakai bahan pakan alternatif dari sumber daya lokal yang tidak bersaing dengan manusia, harganya murah, serta mengandung nutrisi yang baik seperti ampas tahu.
http://beternakcara.blogspot.com/

Tahu banyak diproduksi di daerah Sumedang, yang mencapai 15 ton kacang kedele per hari, sehingga menghasilkan ampas tahu kering sebanyak 4 ton per hari (Kopti DT II Sumedang,1999). Ampas tahu merupakan hasil ikutan dari proses pembuatan tahu, yang diperoleh dari residu pendidihan bubur kedele yang memiliki daya tahan tidak lebih dari 24 jam dalam ruangan terbuka (Tim Fatemata, 1981). Kandungan protein maupun zat nutrisi lainnya dari ampas tahu kering cukup baik, mengandung protein kasar 22,64%; lemak kasar 6,12%; serat kasar 22,65%; abu 2,62%; kalsium 0,04%; fosfor 0,06%; dan Gross Energi 4010 kkal/kg (Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, 2006). Dengan komposisi tersebut, maka ampas tahu cukup baik dipakai sebagai bahan pakan sumber protein bagi Entok.

Ampas tahu bisa diberikan pada entok dalam bentuk kering (tepung) atau basah. Pemberian ampas tahu pada entok mungkin sudah dilakukan di masyarakat, tetapi belum pernah diteliti. Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan ampas tahu adalah kandungan serat kasarnya yang tinggi, jadi pemakaiannya dalam ransum harus dibatasi, karena bangsa unggas kurang bisa mencerna serat kasar dan bila kelebihan bisa berpengaruh buruk pada performan. Performan biasa dimanifestasikan dalam besarnya konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum.

Pada penelitian yang dilakukan oleh universitas padjajaraan, Entok yang diberi ransum kontrol maupun yang diberi ransum perlakuan menghasilkan pertambahan bobot badan yang sama besarnya, jadi penggunaan tepung ampas tahu dalam ransum tidak berpengaruh atau tidak menurunkan pertambahan bobot badan.

Pertambahan bobot badan sangat dipengaruhi oleh konsumsi ransum, karena konsumsi ransum menentukan masukan zat nutrisi kedalam tubuh yang selanjutnya dipakai untuk pertumbuhan dan keperluan lainnya. Dengan konsumsi ransum yang tidak berbeda antar perlakuan, maka pertambahan bobot badan pun menjadi tidak berbeda penelitian ini mendukung pernyataan Soeharsono bahwa konsumsi ransum erat kaitannya dengan pertumbuhan. Selain itu sejalan dengan Jull (1978) yang menyatakan bahwa secara tidak langsung pertumbuhan merupakan peningkatan air, protein dan mineral serta terdapat hubungan yang erat antara kecepatan tumbuh dengan jumlah ransum yang dikonsumsi pada periode tertentu (Jull, 1978).

Pada saat pertumbuhan berjalan dengan cepat, ternak sangat sensitif terhadap tingkat gizi pada ransum (Wahju,1992) dan apabila lebih banyak ransum yang dikonsumsi maka lebih cepat pertambahan bobot badan ternak tersebut (Schaible, 1979).

Namun demikian, dengan konsumsi dan kandungan energi – protein yang sama, akan menghasilkan pertumbuhan yang sama bila makanan yang dikonsumsi dapat dicerna dengan baik. Kandungan nutrisi ransum yang tinggi tidak berarti jika daya cernanya rendah, karena tidak dapat dimanfaatkan oleh ternak untuk pertumbuhan. Ransum yang berprotein dan berenergi cukup biasanya mempunyai daya cerna yang baik apabila dalam ransum tidak ada faktor pembatas seperti serat kasar, racun dan lain-lain, sehingga akan menunjang pertumbuhan ternak. Pada hasil penelitian dinyatakan bahwa pada perlakuan ransum yang mengandung tepung ampas tahu 30% dengan kandungan serat kasar ransum 8,87% masih menghasilkan pertambahan bobot badan yang tidak berbeda dengan ransum kontrol. Hal ini membuktikan bahwa entok bisa mentolerir kandungan serat kasar ransum yang lebih tinggi dari 8%. Dengan demikian, dengan pertambahan bobot badan yang tidak berbeda maka tepung ampas tahu dapat digunakan pada ransum entok sebanyak 30% masih bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Entok.

BACA JUGA 

TERNAK BEBEK USAHA MENJANJIKAN
PAKAN YANG PAS UNTUK BEBEK PEDAGING DAN PETELUR
PERSIAPAN UNTUK MEMULAI USAHA TERNAK BEBEK

Subscribe to receive free email updates: