Berdasarkan pengamatan, dan dari hasil wawancara secara mendalam dengan peternak sapi yang menjadi fokus penelitian menunjukkan bahwa secara kualitatif ada keterkaitan antara ciri-ciri atau karakteristik psikologis dan sosial peternak sapi perah yang mengarah professional dengan tingkat keberhasilan usahanya.
Dengan ciri-ciri psikologis yang dimilikinya sebagai pencerminan dari tingginya kebutuhan akan motivasi berprestasi (n/Ach) menjadikan peternak yang mengarah professional tersebut memiliki kesempatan atau peluang yang besar di dalam mencapai keberhasilan usaha sapi perahnya. Dari segi psikologis dengan ciri-cirinya yang menonjol seperti: memiliki persepsi yang positif atas usaha sapi perah, adanya keinginan untuk berhasil atau sukses, memiliki kepercayaan yang kuat atas kemampuan diri sendiri, memiliki pemikiran atau antisipasi usaha ke depan, dan memiliki ketangguhan serta keuletan; semuanya menjadi pendorong di dalam memajukan atau mencapai keberhasilan dari usaha sapi perahnya. Dari ciri-ciri atau karakteristik sosialnya, peternak sapi perah yang mengarah professional tersebut memiliki kecenderungan untuk lebih menerapkan nilai-nilai modern, seperti keterbukaan terhadap pembaharuan, keyakinan bahwa dengan belajar dapat menguasai lingkungan dan masa depannya, serta kepercayaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kecenderungan untuk lebih menerapkan nilai-nilai modern tersebut, maka akan memberikan pengaruh yang positif di dalam mencapai keberhasilan usaha sapi perahnya.
Secara praktis pencerminan dari ciri psikologis dan sosial dari peternak sapi perah yang mengarah professional tersebut tergambar dari kiat-kiat yang dilakukannya di dalam mencapai keberhasilan usaha sapi perah yang dikelolanya. Beberapa kiat atau kunci agar sukses di dalam berusah sapi perah menurut peternak tersebut adalah: (1) harus mau belajar atau berkomunikasi dengan peternak lain yang lebih berhasil, (2) harus memiliki target usaha, (3) dapat mengevaluasi kelemahan-kelemahan yang biasa terjadi di dalam usaha sapi perah, baik yang terjadi di dalam usaha yang dilakukannya maupun oleh peternak lainnya, (4) memiliki ketangguhan di dalam segi mental, yaitu ketika menghadapi suatu musibah maupun agar tidak tergoda oleh lingkungan, (5) bertindak rasional, yaitu segala sesuatunya harus diperhitungkan dengan sebaik-baiknya, dan (6) menguasai aspek teknis beternak dengan baik.
Dari paparan sebelumnya tampak dengan jelas bahwa ciri penting dari peternak yang mengarah professional adalah peternak tersebut telah memiliki kebutuhan atau motif untuk berprestasi (n/Ach), yang ditunjukkan oleh perilakunya untuk melakukan usaha sapi perah sehingga mencapai keberhasilan atau mencapai tingkat keuntungan secara ekonomis. Demikian pula sebagai suatu gejala sosial, tampak bahwa peternak yang mengarah professional cenderung terbuka di dalam menerapkan nilai-nilai modern. Tingginya motif berprestasi (n/Ach) dan adanya kemauan di dalam menerapkan nilai-nilai modern, tidak dapat dilepaskan dari adanya dorongan dari dalam (motivasi intrinsik), dan dorongan dari luar (motivasi ekstrinsik). Peternak sapi perah yang mengarah ke professional tersebut menyadari bahwa munculnya motif berprestasi dan adanya keterbukaan di dalam menerapkan nilai-nilai modern sehingga usaha sapi perah yang dikelolanya mencapai keberhasilan, tidak terlepas dari pendidikan non formal yang diikutinya selama ini. Dengan tingginya dorongan dari dalam akan adanya kebutuhan untuk mencapai kesuksesan dari usaha sapi perahnya, dan diperkuat oleh dorongan dari luar dengan berbagai pendidikan non formal, menjadikan peternak tersebut dapat mencapai apa yang menjadi tujuannya, yaitu dapat melakukan usaha sapi perah sebagai suatu kegiatan yang menguntungkan, atau telah mencapai kelayakan usaha.