KERACUNAN OBAT PADA ANJING DAN KUCING

KERACUNAN OBAT PADA ANJING DAN KUCING

Bukan hal yang baru kalau para pemilik anjing atau kucing sering menangani sendiri masalah kesehatan pada hewan kesayangannya dengan memberikan obat-obatan yang dikenal menyembuhkan penyakit pada manusia. Ya, terkadang memang bisa cocok seperti anjing atau kucing yang cacingan kemudian diberikan combantrin, atau obat-obatan lain yang umumnya dihunakan pada manusia. Akan tetapi, tidak semua obat manusia aman diberikan pada anjing dan kucing sebab beberapa hewan tidak mampu mentoleransi kandungan obat di dalam tubuhnya sehingga berakibat hewan bertambah parah sakitnya. Kalaupun bisa diberikan, harus diperhatikan dosis maksimal yang boleh diberikan. Jadi, jangan sembarangan memberikan obat pada piaraan kita jika tidak ingin menambah masalah, sebaiknya konsultasikan dengan dokter hewan.

Kasus ‘salah obat’ yang sering dijumpai di masyarakat kita adalah pemberian obat untuk menurunkan panas atau demam. Nah, seperti yang kita ketahui bahwa pada kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan acetaminophen sebagai penurun panas dan pereda rasa sakit. Obat jenis ini (acetaminophen/ paracetamol) tidak boleh diberikan pada kucing karena bersifat toksik bagi hati, sedangkan pada anjing, pemberiannya tidak boleh >150-200 mg/kg BB (dosis yang dianjurkan adalah 15 mg/kg BB). Kucing tidak dapat mendetoksifikasi (menetralisir) zat kimia dari obat tersebut, sehingga mengalami keracunan. Efek sampingnya adalah kerusakan sel hati dan sel darah merah, sehingga mengakibatkan anemia. Gejala klinis yang terlihat seperti muntah-muntah, kelemahan umum, muka dan kaki membengkak, kesulitan bernapas, bahkan menyebabkan kematian. Pada anjing, keracunan terjadi bila melebihi dosis. Anjing menunjukkan ciri depresi, nafsu makan turun, muntah dalam waktu 1 jam setelah diberi obat, sakit pada bagian perut, selaput lendir (biasanya dilihat dari selaput mata) berwarna kebiruan, pernapasan cepat, air seni berwarna kecoklatan, dan akan mengalami kematian dalam waktu 2-5 hari setelah pemberian obat.

KERACUNAN OBAT PADA ANJING DAN KUCING
Oleh karena itu, kita harus tetliti sebelum mendiagnosa hewan peliharaan kita akit atau tidak. Untuk mengetahui kalau anjing atau kucing kita demam tidak bisa hanya dengan meraba panas badannya, sebab belum tentu mengindikasikan demam. Cara yang benar adalah penggunaan termometer seperti halnya pada manusia. Penggunaan termometer pada anjing dan kucing yang sering adalah lewat rectum/anus, bisa juga melalui rongga mulut (pipi sebelah dalam) tetapi suhu yang didapat lebih rendah karena adanya penguapan. Untuk koreksinya harus ditambahkan 0,5 dari hasil yang didapat. Setelah dilakukan pengukuran, harus dibandingkan dengan suhu normal anjing dan kucing. Kita harus tau suhu normal kucing atau anjing kita. Pada anjing, suhu tubuh normal berkisar 37,8-39,5 ⁰C sedangkan pada kucing berkisar 37,6-39,4⁰C sehingga perlu diukur dengan menggunakan termometer untuk memastikan apakah anjing/kucing kita demam. Jika suhu mereka di atas stAndar, berarti piaraan kita memang demam.

Diatas tersebut hanya salah satu contoh saja, jadi sekarang saat Anda ingin memberikan obat pada hewan peliharaan Anda maka sebelumnya Anda harus mengetahui terlebih dahulu apakah ada dampak negative dari obat tersebut dan dosi yang tepat bagi hewan kesayangan Anda. Semoga bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates: