Fisiologi Semen Babi

Fisiologi Semen

Semen adalah sekresi kelamin jantan yang secara normal diejakulasikan ke dalam saluran kelamin betina sewaktu kopulasi. Semen terdiri atas dua bagian, spermatozoa ( disingkat sperma ) atau sel-sel kelamin jantan yang bersuspensi ke dalam suatu cairan atau medium semi-gelatinous yang disebut plasma semen, sebagaimana darah yang terdiri dari sel-sel dan plasma darah. Spermatozoa dihasilkan di dalam testes sedangkan plasma semen adalah campuran sekresi yang dibuat oleh epidydimis dan kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap yaitu kelenjar vesikulares dan prostate. Produksi sperma oleh testis maupun produksi plasma semen oleh kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap kedua-duanya dikontrol oleh hormone. Testis dipengaruhi oleh FSH dan LH dari adenohypophysa sedangkan testes sendiri menghasilkan hormone testosterone yang mengontrol perkembangan dan sekresi kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap.
Perbedaan anatomic kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap pada berbagai jenis hewan menyebabkan pula perbedaan-perbedaan volule dan komposisi semen species-species tersebut. Semen babi lebih voluminous dengan konsentrasi sperma yang rendah sehingga semennya merupakan cairan keputih-putihan. Ejakulasi pada babi hanya berselang beberapa menit. Semen babi dapat ditampung dengan fraksi-fraksi pra-sperma, kaya sperma, dan post sperma. Fraksi post-sperma umumnya bersifat gelatinous; tetapi bahan gelatinous ini dapat ditemukan pada fraksi pra- sperma

Subscribe to receive free email updates: