Kerbau Rawa
Camoens (1976) menguraikan sistematika kerbau rawa sebagai berikut
Kelas : Mamalia
Ordo : ungulata
Sub ordo : artiodactyla
Sub familia : bovinae
Genus : bubalus
Sub genus : bubalinae
Spesies : Bubalus bubalis
Keadaan lingkungan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap produksi ternak baik langsung maupun tidak langsung. Keadaan lingkungan dipengaruhi oleh iklim yang merupakan perubahan terpadu dari unsur-unsur suhu, kelembaban dan curah hujan.
Kerbau Rawa
Kerbau rawa adalah hewan berdarah panas (homoioterm) yang pusat pengaturan panas tubuhnya mulai bekerja mempertahankan panas tubuh bila suhu lingkungan di atas atau di bawah zona nyaman. Menurut Fahimuddin (1975), zona nyaman untuk kerbau berkisar antara 15,5 oC sampai 21 oC. Di atas suhu 24 oC kerbau rawa sudah mengalami stress. Suhu lingkungan 36,5 oC merupakan batas kritis bagi mekanisme termoregulasi.
Kerbau rawa mempunyai adaptasi fisiologik terhadap suhu lingkungan ekstrim lebih rendah dibanding sapi atau ternak lain. Suhu tubuh kerbau rawa relatif lebih rendah daripada sapi meskipun berkulit gelap yang lebih mampu menyerap panas. Jumlah kelenjar keringat kerbau rawa seperenam kelenjar keringat sapi sehingga kerbau rawa lebih sulit melepas panas tubuh melalui keringat. Sifat-sifat reproduksi biasanya dijadikan parameter dalam menentukan produktivitas ternak.