Prosedur Penerimaan Bahan Baku Pakan Ternak

Prosedur Penerimaan Bahan Baku Pakan

Prosedur pembelian dan penerimaan bahan baku yang dikembangkan oleh bagian manajemen perusahaan merupakan garis pertahanan awal dalam keamanan pabrik, kualitas ransum dan memberikan kontribusi terhadap keuntungan perusahaan. Industri pakan ternak harus mengembangkan dan mengikuti suatu prosedur penerimaan bahan baku yang meliputi pemeriksaan dokumen bahan yang dikirim, pemeriksaan sensorik (sensory) bahan baku dan dokumen penerimaan. Prosedur penerimaan bahan baku diperlukan untuk menjamin bahan baku yang datang sesuai dengan spesifikasi kualitas kontrak pembelian.

Penjelasan prosedur penerimaan bahan baku pakan :

a) Pemeriksaan/pengecekan identitas/spesifikasi bahan baku Pemeriksaan/pengecekan dokumen dan identitas/spesifikasi bahan baku pakan untuk menjamin kesesuaian kontrak pembelian. Pembongkaran bahan baku tidak dapat dilakukan jika tidak dilengkapi dengan label yang sesuai dan kesesuaian mutu bahan baku yang tertera dalam kontrak.

b) Pemastian berat bahan baku
Pemeriksaan pada bahan baku kemasan ditujukan untuk menjamin ketepatan dan keseragaman berat bahan baku, jumlah kemasan bahan baku dan tidak ada kebocoran atau kontaminasi. Pemeriksaan bahan baku curah dengan menimbang kendaraan pengangkut. Pemeriksaan dilakukan terhadap kendaraan pengangkut untuk kemungkinan adanya kontaminasi baik secara biologis, kimia maupun fisik.

c) Pengambilan sampel
Pengambilan sampel bahan baku sesuai dengan prosedur yang tersedia.

d) Pengujian kualitas bahan baku
Pemeriksaan awal meliputi warna, tekstrur, aroma, kadar air dan benda asing, serta pengujian kandungan mikotoksin pada beberapa bahan baku yang memerlukan.

e) Penyerahan sampel untuk pengujian kimia zat makanan atau penetapan kesesuaian mutu dalam kontrak pembelian dengan mutu bahan baku yang dikirim.

· Jika hasil uji kualitas sesuai dokumen perjanjian, maka diterima

· Jika hasil uji mutu tidak sama dengan kontrak, maka dilakukan negosiasi ulang, jika sepakat maka akan dilakukan revisi harga, jika tidak sepakat barang bisa di retour (dikembalikan ke suplier)

f) Pemastian pengangkutan bahan baku berisiko tinggi secara benar
Beberapa bahan baku mempunyai potensi penyebab masalah jika pengangkutan tidak dilakukan melalui jalur yang benar.

g) Penyimpanan sampel
Penyimpanan sampel bahan baku harus dapat menjamin keaslian bahan baku itu. Penyimpanan diperlukan jika timbul pertanyaan terhadap kualitas produk akhir. Daya tahan sampel bervariasi tergantung pada tipe bahan baku dihasilkan dan daya tahan ransum.

h) Penerimaan atau penolakan bahan baku
Apabila hasil sampling dan pengujian menunjukkan kualitas yang sesuai, maka berarti bahan baku tersebut diterima. Namun, apabila hasil sampling dan pengujian menunjukkan kualitas yang tidak sesuai, maka yang dilakukan menolak bahan baku tersebut atau menerima bersyarat. Mencatat semua alasan penolakan bahan baku.

i) Bongkar muat bahan baku
Pembongkaran bahan baku dapat dilakukan jika dilengkapi dengan label yang sesuai dan kesesuaian mutu bahan baku yang tertera dalam kontrak.

j) Penyimpanan bahan baku pakan
Penyimpanan bahan baku pakan dilakukan segera setelah bongkar muat bahan baku pakan tersebut.

Subscribe to receive free email updates: