Di Indonesia banyak orang memelihara burung sebagai hobi. Ada yang menyukai burung berwarna-warni dan ada yang menyukai burung yang sering berkicau. Selain itu, ada yang lebih suka pada burung yang memiliki simbol.
Pada tahun ini, krisis moneter yang melanda Indonesia mengakibatkan lebih banyak orang menganggap burung sebagai salah satu mata pencaharian. Dengan kata lain, harga seekor burung menjadi lebih tinggi dilihat dari warnanya atau bunyi kicauannya.
Krisis moneter ini juga mengakibatkan lebih banyak burung langka ditangkap dan dijual. Misalnya, burung elang Jawa.
Walaupun demikian, banyak pemilik burung sangat peduli pada burung peliharaannya. Sampai mereka merelakan uangnya hanya sekedar untuk dibelikan makanan untuk burung peliharaannya daripada membelikan makanan untuk istrinya.
· Burung perkutut yang dapat menarik kekayaan dan kesejahteraan.
· Burung prenjak yang menandakan seseorang akan beruntung dan berhasil atau mereka akan kedatangan tamu.
· Burung gagak yang menandakan kematian dan kesakitan.
Kadang-kadang pertanda yang dimiliki seekor burung dapat mempengaruhi perlakuan yang diterima oleh burung tersebut. Misalnya, burung gagak dibenci oleh orang yang percaya pada pertanda yang dimiliki oleh burung itu.
Dengan demikian, dampak dari krisis moneter ini juga telah banyak mempengaruhi sebagian manusia dalam memperlakukan binatang. Contohnya, dulu burung peliharaan seperti burung perkutut dipakai sebagai pertanda untuk menarik kekayaan dan kesejahteraan, tetapi pada saat krisis moneter melanda Indonesia maka sebagian orang lebih mementingkan untuk mendapatkan uang daripada memperhatikan burung sebagai pertanda.