Pengenalan Birahi Pada Ternak Sapi

Pengenalan Birahi Pada Ternak Sapi

Menurut Perda 19 Tahun 2000 tentang unit Pelaksanaan Teknis Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan dan pelaksanaan Inseminasi Buatan sedangkan pada Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 64 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Program Inseminasi Buatan Satu Juta Akseptor Sapi (Intan Sejati) mempunyai tujuan meningkatkan populasi, reproduksi dan kualitas ternak serta mempertahankan Jawa Timur sebagai gudang ternak Nasional.
Pengenalan Birahi Ternak Sapi agar seorang peternak dapat mengamati siklus birahi secara benar.
Pelayanan perkawinan baik pada induk dan dara ternak sapi merupakan indikator keberhasilan bagi seorang peternak, apabila ia dapat mempertahankan interval kelahiran 14 bulan secara teratur, maka seorang peternak akan memperoleh keuntungan yang maksimal dari usaha peternakannya. Agar dapat mengawinkan sapi dengan baik, perlu diketahui apa yang terjadi dalam sistem reproduksinya. Deteksi birahi (standing heat) yang cermat pada induk dan dara sapi sebagai faktor penentu keberhasilan usaha peternakannya.
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam sistem reproduksi ternak sapi agar dapat dikawinkan dengan baik, dapat disampaikan sebagai berikut.
Setelah seekor ternak dara mencapai pubertas, ia akan mengalami siklus birahi rata-rata 3 minggu (18-24). Menjelang saat birahi, ada 4 tahap yang dilalui seekor induk atau dara.
Tahap 1. Pro Oestrus (pre-standing heat)

Sapi Yang Sedang Birahi

1. Ovarium dengan Corpus Lutium dan follikel-follikel

Tahap ini hanya berlangsung 1-2 hari. Follikel primer pada ovarium akan menghasilkan sedikit hormon jantan (testoteron), yang menyebabkan induk atau dara berperilaku seperti sapi jantan.
Si betina berusaha menaiki teman-temannya dan akan diam bila dinaiki temannya. Ia menjadi gelisah dan agresif dan mungkin akan menanduk, melenguh dan mulai mengeluarkan lendir bening dari vulvanya.

2. Betina mengeluarkan lendir

Tahap 2. Oestrus (Standing Heat)
Dengan masaknya follikel dalam ovarium, 1-2 follikel lain menggantikannya dan pada saat follikel tumbuh dan menuju kematangan, sel-sel epitel yang mengelilingi follikel tersebut akan memproduksi estrogen.

3. Corpus Lutium dan Follikel Primer

Estrogen menyebabkan induk atau dara menunjukkan gejala birahi.

4. Betina yang sedang birahi tetap diam saat dinaiki temannya.

Induk atau dara yang birahi seringkali melenguh, memperlihatkan kegelisahan, mencoba untuk menaiki teman-temannya dan yang palin penting, ia akan diam bila dinaiki oleh temannya. Biasanya terlihat lendir keluar dari vulva yang tampak membengkak.
Tahap 3. Ovulasi (atau pelepasan sel telur)
Sel telur dilepaskan dari follikel sekitar 24-30 jam sejak awal birahi (standing heat). Ternak harus segera diinseminasi 12-30 jam setelah terjadinya birahi (standing heat).
Tahap 4. Met-Oestrus (pendarahan pasca birahi)
Sedikit darah mungkin keluar dari vulva induk atau dara beberapa jam setelah “standing heat” berakhir. Biasanya 85% dari periode berakhir pada sapi dara dan 50% pada sapi induk berakhir dengan keluarnya darah dari vulva (untuk “cross-chek” saat mengawinkan, Inseminasi harus dilakukan 12-24 jam sebelum keluarnya darah). Yang perlu diingat adalah bahwa tidak semua siklus birahi pada sapi berakhir dengan keluarnya darah. Keluarnya darah tidak selalu berarti ovulasi telah terjadi atau tidak. Keluarnya darah hanya menunjukkan bahwa ternak telah melewati siklus.
Agar perkawinan pada induk dan dara berhasil, sangat penting memperhatikan mereka pada saat “standing heat” ada waktu-waktu tertentu dimana pengamatan tanda-tanda birahi akan lebih berhasil. Secara alamiah induk dan dara lebih menunjukkan aktivitas seksual di malam hari daripada waktu siang.
Tahap 1 (aktivitas pra birahi) cenderung terjadi setiap saat siang maupun malam hari pada seeor induk atau dara akan memperlihatkan tanda-tanda pra birahi.
Tahap 2 (standing heat) menunjukkan pola yang sangat berbeda:
(1) 70% cenderung terjadi puncak birahi antara jam 6.00 sore dan 6.00 pagi.
(2) Waktu yang paling tidak efektif untuk melihat tanda-tanda “standing heat” adalah sore hari.

Agar dapat memperoleh persentase siklus birahi yang lebih besar seorang peternak harus melaksanakan saran-saran berikut dalam manajemennya.
(1) Menunjuk seorang petugas yang bertanggung jawab atas deteksi birahi pencatatan perkawinan. Umumnya jumlah kebuntingan meningkat bila ada seseorang yang melaksanakan tanggung jawab ini.
(2) Tandai setiap ekor ternak dengan baik sehingga orang dapat mengenal setiap ekor ternak secara cepat dan cermat. Penggunaan nomor yang cukup besar sehingga terlihat dari jarak 3 meter atau lebih sangat efektif.
(3) Mengetahui tanda-tanda birahi satu-satunya tanda birahi yang benar-benar tepat adalah “diam” pada saat dinaiki temannya, akan tetapi harus diperhatikan juga tanda-tanda sekunder seperti kegelisahan, melenguh, menunduk, lebih jinak pada orang, menahan keluarnya air susu, mencium-cium temannya, pembengkakan vulva dan keluarnya lendir dari vulva. Perhatian terhadap tanda-tanda sekunder ini, akan mensiagakan peternak untuk lebih mengawasi tanda birahi terutama ternak “diam” bila dinaiki.
(4) Catatlah semua tanggal birahi pada kalender, “breeding wheel” atau dalam program perkawinan/ breeding pada komputer. Periksa catatan tersebut setiap hari untuk mengetahui tanda-tanda birahi pada hari tersebut. Ingatlah bahwa sapi induk dan dara yang sudah dikawinkan juga perlu diawasi terhadap kemungkinan muncul birahi kembali 3 dan 6 minggu pasca tanggal birahi saat mereka dikawinkan.
(5) Amati tanda-tanda birahi berdasarkan suatu jadwal tertentu. Melakukan pengamatan birahi selama 25 menit, 2-3 kali sehari, hendaknya menjadi bagian pada saat mereka tidak terganggu oleh aktivitas-aktivitas lain seperti pemerahan, pemberian pakan atau pembuangan kotoran kandang. Ingat bahwa mayoritas birahi (standing heat) terjadi antara jam 4.00-6.00 sore 5.00-7.00 pagi.
(6) Ternak-ternak betina yang terikat dalam kandang harus diberi latihan (exercise) secara teratur dengan kondisi kaki yang baik agar dapat menunjukkan aktivitas menaiki temannya.
(7) Manfaatkan tenaga dokter hewan, ahli pakan dan teknis IB untuk memperoleh saran-saran yang dapat ditetapkan pada situasi-situasi tertentu.

Subscribe to receive free email updates: