Berdasarkan keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan protein ayam pedaging (ayam Broiler) berbeda pada fase starter dan fase finisher. Perbedaan tersebut disebabkan oleh ayam Broiler membutuhkan protein yang tinggi pada fase starter untuk pertumbuhan yang cepat agar manusia dapat menikmati dagingnya. Protein merupakan gabungan dari sekelompok asam amino yang mengikuti aturan-aturan tertentu sehingga protein dan asam amino merupakan suatu kesatuan utuh, baik dalam pemberian maupun kebutuhannya.
Hal ini disebabkan oleh perbedaan kebutuhan nutrient pakan sesuai dengan periode pertumbuhan ayam. Khusus untuk pakan broiler hendaklah (1) memiliki kandungan nisbah energi-protein yang diketahui, (2) kandungan proteinnya tinggi untuk menopang pertumbuhannya yang sangat cepat, (3) mengandung energi yang lebih untuk membuat ayam Broiler dipanen cukup mengandung lemak.
Ayam Broiler membutuhkan energi yang tinggi (lebih dari 3.000 kkal per kg ransum). Untuk mendapatkan energi yang tinggi itu tidak cukup hanya dari bahan makanan sumber pertanian saja, tetapi harus dibantu dengan minyak agar keseimbangan gizi dari ransum yang terbentuk itu dapat terjamin. Bahan-bahan pakan yang menjadi sumber energi terbanyak ialah dari pakan nabati dan minyak atau lemak. Minyak atau lemak kerap kali digunakan dalam ransum ayam Broiler agar jumlah energi yang dibutuhkan terpenuhi. Beberapa bahan yang juga ikut digunakan untuk mendukung pemenuhan energi bagi ayam Broiler adalah bekatul, bungkil kelapa, dan bungkil kacang tanah. Sedangkan lemak yang digunakan adalah lemak hewan yang sering dijumpai di rumah potong. Minyak yang digunakan adalah minyak nabati seperti minyak kelapa