Pertambahan Bobot Badan Sapi Bali

Pertambahan Bobot Badan Sapi Bali

Sapi Bali kereman (penggemukan) yang digunakan dalam pengkajian ini memiliki berat rata-rata 246, 251 dan 253 kg/ekor masing-masing untuk perlakuan P0, P1 dan P2. Pengamatan dilakukan terhadap pertambahan bobot badannya selama 6 bulan, dan untuk mengetahui perkembangan pertambahan bobot badannya dilakukan penimbangan setiap bulan sekali. Dari hasil penimbangan tersebut diperoleh data-data seperti Tabel 1. Dari tabel ini terlihat bahwa berat akhir yang dicapai P0 adalah 309 kg/ekor, hal ini berarti pertambahan bobot badan yang dicapai adalah 0,35 kg/ekor/hari. Sedangkan untuk perlakuan P1 memperoleh berat akhir rata-rata 360 kg/ekor yang berarti pertambahan bobot badannya adalah 0,61 kg/ ekor/hari dan untuk P2 berat akhir yang dicapai adalah 366 kg/ekor dan pertambahan bobot badan adalah 0,63 kg/ekor/hari. Pertambahan bobot badan yang dicapai oleh P1 dan P2 jauh lebih tinggi dan berbeda nyata (P<0,05) bila dibandingkan dengan P0. Sedangkan antara P1 dengan P2 pertambahan bobot badannya tidak terlalu jauh perbedaannya dan tidak berbeda nyata (P>0,05). Pertambahan berat badan harian 0,35 kg per ekor yang dicapai pada perlakuan ini (P0) sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harimurti et al. (1977) yang dikutip oleh harmadji (1990) yang menyatakan bahwa peningkatan berat badan sapi Bali jantan berkisar antara 0,32 – 0,37 kg/ekor/hari. Untuk ternak sapi yang diberi perlakuan (P1 dan P2), mendekati hasil yang dicapai oleh Widiyazid, dkk. (1999) bahwa rata-rata peningkatan berat badan harian yang dicapai oleh sapi kereman adalah 0,62 kg/ekor/hari pada sapi yang diberi pakan berupa hijauan + dedak dan bioplus, dan 0,60 kg/ekor/hari pada sapi yang mendapat pakan berupa hijauan + dedak dan koenzim.

Hasil ini juga dikemukakan oleh Suyasa, dkk. (1998) bahwa sapi-sapi yang diberikan pakan berupa pakan tambahan seperti dedak dan probiotik bioplus mampu memberikan pertambahan berat badan 0,56 – 0,68 per ekor per hari pada sapi –sapi yang dipelihara secara kereman. Nampaknya Pemberian jerami fermentasi juga memberikan pengaruh yang positif, karena hasil fermentasi jerami mampu meningkatkan kadar gizi yang dikandungnya sehingga hal ini juga akan berdampak terhadap pertambahan berat badan ternak. Hasil analisis jerami yang dikemukakan oleh Widiyazid, dkk (2002) menunjukkan bahwa jerami yang difermentasi mampu ditingkatkan kualitasnya seperti protein kasar (CP) dari 3,73 menjadi 5,90, menurunkan serat kasar (CF) dari 24,80 menjadi 20,72 dan meningkatkan BETN dari 7,22 menjadi 11,77.

Subscribe to receive free email updates: