Pengeluaran tinja yang berlebihan, konsistensi cair, frekuensi pengeluarannya melebihi normal.
Penyebab diare
Kuman : E. coli, Salmonella spp. Clostridium perfringens (tipe A, B dan C)
Virus : Rota-virus, Corona virus dan Bovine viral diarrhea
Protozoa : Eimeria sp.
Colibacillosis
Di dalam saluran pencernaan kuman E. coli menghasilkan enterotoksin yang dapat meningkatkan sekresi cairan dan elektrolit ke dalam lumen usus. Untuk menutupi kekurangan cairan dan elektrolit maka dari jaringan lain akan ditarik dan dimobilisasikan ke dalam usus. Akibatnya jaringan diluar usus akan kekurangan cairan dan elektrolit hingga mengalami dehidrasi dan keseimbangan elektrolit
Salmonelosis (Paratifoid)
Salmonelosis disebabkan oleh beberapa spesies kuman salmonella yang menyerang pedet dan sapi dewasa yang menyebabkan radang usus yang akut maupun kronik, dan pada sapi dewasa bunting dapat menyebabkan keguguran. Salmonela typhimurium dan S. Dublin, S. Heidelberg dan S. saint pauli sering diketahui menyerang pedet dan sapi dewasa. Masuknya kuman ke dalam kandang dapat terjadi karena dimasukannya sapi baru, bakteri ini dapat hidup di dalam kandang dalam waktu yang panjang serta di dalam air tergenang dapat hidup hingga 9 bulan. Gejala penyakit ini adalah kelemahan umum yang terjadi secara mendadak, Kenaikan suhu tubuh (40 – 42°C) serta diare kadang berdarah, Napsu makan hilang, dan Kenaikan frekuensi pernapasan dan denyut nadi
Enterotoksemia
Penyebabnya adalah Clostridium perfringens (tipe A, B dan C), Kuman tersebut menghasilkan enterotoksin yang mampu menyebabkan diare berdarah disertai demam tinggi, Dehidrasi berat sehingga berat badan turun dan gejala kolik yang terjadi berlari-lari tanpa tujuan, melenguh atau mengerang.
Infeksi Rota(REO)- Virus
Gejala hampir menyerupai penyakit yang disebabkan E. coli, Diare dan dehidrasi dalam waktu yang singkat. Pertolongan pertama dilakukan dengan cara memberikan cairan tubuh yang hilang.
Infeksi Bovine Viral Diarrhea (BVD) Virus
Virus ini apat menyerang sapi dari berbagai umur bahkan infeksi pada janin umur 7 bulan sudah dapat terjadi, diare beberapa minggu, napsu makan menurun, dehidrasi yang berat dan Suhu tubuh meningkat (40 – 41°C)
Infectious Bovine Rinotracheitis (IRB) atau Rhinotracheitis Infectiosa bovis
Penyebab Bovine herves-virus tipe 1. Merupakan penyakit virus yang sapi-sapi umur 6 bulan ke atas. Terjadi peningkatan frekuensi penapasan, peningkatan suhu tubuh sampai 42°C, terlihat lesu, hipersalivasi, dan busung pada konjungtiva. Pada sapi laktasi terjadi penurunan produksi secara drastis, radang pada hidung, sinus, tenggorokan dan batang tenggorokan serta banyaknya timbunan ingus di dalam saluran pernapasan.
Bovine Viral Diarrhea-Mucosal Diease (BVD-MD)
Menyerang sapi yang berumur 6 – 24 bulan deman yang tidak begitu tinggi dan dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis, hipokloremia dan hipokalsemia, diare ringan, dan bila sudah parah akan mengeluarkan tinja cair bercampur lendir dan bekuan darah dan Ternak terlihat lesu, suhu tubuh meningkat. Napsu makan hilang serta gerakan rumen menurun dan cenderung terjadi penimbunan gas Ingusan dan bau napas serta mulut serta diikuti batuk-batuk (berlangsung 10 hari) dan Oedema kornea.
Parainfluenza Infectious Rhino-virus
Demam ringan, kelesuan, Ingus bersifat cair proses berlangsung 7 – 10 hari. Dalam keadaan ekstrim dapat menyebabkan keguguran, napsu makan hilang dan menjadi lesu, Pnemonia ringan, batuk ingusan cair dan peningkatan frekuensi pernapasan
Radang limpha (Anthrax)
Penyebab Bacillus anthracis (gram +) yang merupakan penyakit hewan menyusui. Sumber infeksi adalah dari tanah dan air, pakan yang tercemar spora terutama tepung tulang yang dicampurkan ke dalam pakan ternak Infeksi terjadi melalui selaput lendir selanjutnya memasuki cairan limfe dan berakhir di dalam darah Kelemahan yang mendadak, demam, sesak napas, kekejangan dan keluar darah dari hidung
Bruselosis
Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme Brucella abortus, menyebabkan keguguran. Penularan terutama melalui cairan yang keluar setelah melahirkan dari ternak terinfeksi dapat pula melalui air susu, urine dan tinja, dalam keadaan terlidung bebas sinar matahari secara langsung masih dapat hidup sampai 3 bulan. Sapi yang baru dimasukkan ke dalam areal peternakan dapat menjadi sumber penyakit ini penularan dapat melalui air dan pakan yang tercemar cairan berasal dari placenta terinfeksi